MENGAPA HARUS SOK JAGO ?

Tampaknya istilah adaptasi kebiasaan baru di era pandemi benar-benar akurat. Terlepas dari berbagai rasa susah, luka, dan duka pandemi juga memberi dampak yang baik. Misalnya penggunaan masker, selain melindungi diri dari virus yang bertebaran di udara juga dapat membuat seseorang terlihat lebih tampan dan cantik dari biasanya. Mereka jadi lebih percaya diri apabila berfoto sambil menggunakan masker. Dengar-dengar ada petisi yang menolak penghapusan penggunaan masker, mereka khawatir apabila masker tidak perlu dikenakan lagi mereka tidak lagi terlihat lebih menarik. Begitu juga dengan kebijakan work from home yang kemudian bermutasi menjadi work from cafe, work from homebase, work from bali, hingga work from anywhere, mungkin bila pandemi tidak menghampiri bumi ini istilah tersebut tidak akan pernah membara.

Baca lebih lanjut

FITISOP

Tepat satu bulan saya sudah berada di Medan, We The North. Kami sekeluarga sepakat untuk merayakan tahun baru 2021 di sini, merayakan tahun yang digadang-gadang sebagai tahunnya dunia bangkit setelah sepanjang sebelumnya jatuh terpuruk dipecundangi virus sialan itu. Ruang gerak manusia sungguh terbatas dibuatnya, memang kurang ajar si virus ini. Namun apa daya belum pun Januari tahun ini berakhir negeriku harus menerima kenyataan bencana alam di berbagai titik, sebut saja longsor di Jawa Barat, banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Sulawesi Barat, dan pesawat jatuh di Kepulauan Seribu.

Ujian untuk diri sendiri juga tak kalah seru meski masih awal tahun.

Baca lebih lanjut

HUJAN TURUN, KAMI JATUH

Tag

, , , , , , , , ,

Kini saya sadari, menginap satu malam di Wae Rebo belum cukup. Terkadang gelembung pertanyaan mengambang di benak: bagaimana cara mereka-mereka ini bisa menikmati daya magis Wae Rebo tanpa bermalam di tengah-tengahnya? Ya mungkin mereka masih memiliki destinasi berikutnya yang harus dikunjungi. Bisa juga waktu liburan mereka yang agak padat. Saya berharap tanpa menginap pun mereka bisa menikmati Wae Rebo.

Baca lebih lanjut

DEMIKIAN, SHIRAKAWA-GO

Tag

, , , , , , ,

A53

Menginap di kawasan Tatemachi yang mungkin merupakan salah satu pusat keramaian kota ini memang menyenangkan. Kemana-mana menjadi dekat. Selain itu banyak yang bisa dilihat, mulai dari taman kota, pertokoan, hingga aktivitas warga setempat. Saya berjalan pelan meninggalkan hostel, mengenakan ransel sambil menjinjing tas keril. Sebelum pergi ke stasiun bus saya harus ke resepsionis hostel, mengembalikan kunci dan menitip tas keril. Pergi menginap di Shirakawa-Go untuk satu hari sambil membawa seluruh tas keril rasanya terlalu merepotkan, apalagi jika sekembalinya ke Kanazawa nanti saya akan kembali menginap di hostel yang sama.

Turun dari bus, menginjakkan kaki ke aspal yang mulus, sekujur kulit dibelai sejuknya udara yang berhembus. Baca lebih lanjut

SAAT AKU MELAYANG-LAYANG

A52

Bagi dunia mungkin akulah biang keladi kekacauan di awal tahun 2020 ini. Enak saja. Jelas saja aku menolaknya. Tapi kalau dipikir-pikir keren juga bisa mendapat julukan itu. Yang pasti aku sudah sibuk beraksi sejak akhir tahun 2019 di salah satu daerah di Tiongkok sana. Aku ini makhluk tanpa mimpi yang besar, aku tidak pernah berencana untuk bisa hinggap di seluruh belahan dunia. Kalian para manusialah yang membawaku hingga ke berbagai penjuru bumi. Jadi mulailah berhenti menyalahkanku.

Jangan tanya tentang asal usulku sebab aku juga kurang paham. Ada yang bilang aku berasal dari kelelawar yang dimakan manusia, ada juga yang bilang aku berasal dari daging anjing yang dimakan manusia. Ketika aku mulai naik daun para ilmuwan memberikanku nama yang tidak begitu aku suka sebab namaku sama dengan nama salah satu produk bir. Baca lebih lanjut

8/24

A57

foto dari Instagram @Lakers

Hampir saja. Gue terbangun tepat sebelum kencing celana. Segera berlari melompat ke kamar mandi menuntaskan urusan dengan kencing padahal membuka mata saja masih susah. Rumah masih gelap, kamar masih gelap, langit di luar sana juga masih gelap. Sekembalinya ke tempat tidur sejenak gue mengintip ponsel, melihat beberapa pesan. Dengan kesadaran alakadarnya gue sepintas menemukan pesan di sebuah grup whatsapp, kira-kira isinya menangisi Kobe Bryant. Sama sekali tidak ada pikiran yang buruk terlintas di benak. Barangkali maksud pesan itu adalah kesedihan si teman karena Lebron James baru saja menggeser Kobe sebagai pemain ketiga dengan total poin terbanyak sepanjang masa. Baca lebih lanjut

SALAH SANGKA

Tag

, , , , , ,

A56

Tokyo, maafkan saya.

Itulah kalimat awal yang harus terucap karena gue sudah salah dalam memandang sang kota. Semua tahu kalau Tokyo adalah salah satu kota tersibuk di dunia lagi waktu yang rasanya berputar begitu cepat. Dengar-dengar biaya hidup di Tokyo juga mahal, baik bagi warganya sendiri ataupun bagi orang yang berlibur di sana. Penginapan, transportasi, makanan, jajanan, juga barang-barang penting hingga barang-barang tak penting dipatok dengan harga yang cukup tinggi. Gue sampai sudah mempersiapkan diri untuk sehari-hari tidur di warung internet sesampainya di sana nanti, konon warung internet menjadi tempat tinggal bagi sebagian orang. Baca lebih lanjut

LUBANG DI KEPALA II

A97

“Kepalamu sudah berlubang tiga kali. Tapi mengapa Kau hanya menceritakan lubang yang pertama?”

“Pembohong. Kau bilang sudah tiga kali kepalamu bocor. Mana cerita yang kedua dan ketiga?”

Beberapa teman menanyakan perihal tersebut setelah membaca cerita tentang lubang pertama di kepala gue. Benar juga, gue harus menceritakan lubang yang kedua dan ketiga. Baiklah, yang kedua dulu. Baca lebih lanjut

TURUN GUNUNG

Tag

, , , , , , , , ,

A56

Membuka mata namun belum berani mengangkat kepala. Rasa pusing yang menyerang sejak tadi malam benar-benar menakutkan. Bagaimana tidak, jatuh sakit di tempat yang cukup terisolasi seperti Annapurna Base Camp bukanlah momen yang baik. Perlahan gue mengangkat kepala melepaskannya dari jerat hangat bantal, syukurlah rasa pusing itu sudah tidak ada. Baca lebih lanjut

SUDUT PANDANG

A55

Mukjizat. Keajaiban. Apapun itu namanya perihal itu bisa datang kapan saja, kepada siapa saja, dan dalam wujud apa pun semaunya. Mungkin pertanyaan pentingnya adalah sebagai berikut: mampukah kita menyadari bila suatu keajaiban sedang terjadi kepada kita? Atau mungkin kita tidak sepeka itu dalam menyadarinya? Atau kita terlalu memusatkan perhatian kepada kemampuan diri sendiri dan bukan kepada Si Maha Ajaib sehingga ketika keajaiban itu datang kita hanya merasa itu hal yang biasa-biasa saja? Baca lebih lanjut